Thursday, March 25, 2021

Perjalanan di Bulan Maret

 


Bulan Maret 2021 memiliki banyak cerita tentang pertaubatan, ujian, kesabaran dan kemenangan. Berawal dari keinginan aku dan ibu untuk bertemu seorang ustadzah ternama yang tidak pernah mau menerima ampelop, sebut saja namanya Ibu K. Mulanya aku mendengar nama beliau dari pamanku ketika sepupuku kabur dari rumah, lalu Ibu K bilang 

“ga usah khawatir, nanti juga pulang lagi”

Dan beberapa bulan setelah itu, sepupuku pulang sendiri.

Tanteku yang cerewet kepada suami juga diceramahi habis-habisan oleh Ibu K untuk berubah, padahal tanteku tidak berbicara apapun tentang dirinya di depan Ibu K. Yang menarik dari Ibu K adalah setiap yang datang bertamu kepadanya akan diceramahi terlebih dahulu dan diberikan ilmu untuk yakin kepada Allah, untuk membersihkan diri dan taubat terlebih dahulu kepada-Nya agar setiap doa yang kita panjatkan dikabulkan. Dan kejadian terakhir yang sangat berkesan menurutku adalah saat seorang penjual nasi kuning berkunjung ke sana dan hendak memberikan uang, dia menolaknya dan Ibu K tahu bahwa itu uang pinjaman dari rentenir, sontak penjual nasi kuning itu malu dan membawa lagi uangnya.

Ibu K terkenal sangat baik dan tidak pernah mau menerima apapun dari tamu dan pasien yang berkunjung. Dia malah sering menyumbang kepada anak yatim dan orang yang membutuhkan. Secara materi, dia terbilang cukup kaya karena memiliki toko besi dan material bangunan, sehingga dia tidak mau menyusahkan setiap tamu yang datang ke rumahnya. Malah setiap tamu yang datang diberikan dua botol air gratis yang dia beri doa.


    Setelah mendengar banyak cerita tentang Ibu K, aku dan ibu kemudian datang ke sana. Alangkah terkejutnya saat bertemu dengan beliau karena ibuku tiba-tiba menangis tanpa sebab dan menurut Ibu K, ibu telah lama menyimpan tekanan batin dalam hidup. Ibu K juga tahu bahwa ayahku galak. Tak hanya di situ, banyak rahasia yang aku sembunyikan yang diketahui oleh Ibu K. Ibu K kemudian menyuruhku untuk taubatan nasuha, tanpa mengulangi dosa-dosa dimasalalu. Dia kemudian membimbing aku dan ibu untuk ikhlas dan tawakal berharap dan bergantung kepada Allah. Ibu K sangat salut dengan kesabaran dan perjuangan Ibu.

Semenjak itu, aku merasakan sebuah fase baru dalam hidup, ketika aku sadar bahwa selama ini aku seringkali mengkhianati Allah, tapi aku juga selalu merengek kepada-Nya agar doaku cepat-cepat dikabulkan. Sungguh aku sangat tidak tahu malu.


    Dalam proses taubatan nasuha, ada banyak ujian yang kemudian datang, salah satunya adalah beberapa nomor kontak aku masih dihubungi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang telah mencemarkan nama baikku. Mereka mendapatkan nomor kontakku ketika handphone, dompet dan flashdiskku hilang saat kemalingan. Betapa sakitnya aku karena harus menanggung malu dan aku juga harus menjelaskan kepada teman dan keluarga yang sebagian besar telah dihubungi oleh orang itu. Tapi, aku kemudian mencoba bersabar dan ikhlas untuk bisa menerima ujian ini.


    Tanggal 19 Maret juga bertepatan dengan haul 26 tahun kepergian Nike Ardilla. Dan aku menyiapkan 70 bingkisan berisi Al Quran terjemahan, masker, konektor dan tasbih. Kenapa aku pilih Al Quran terjemahan dan bukan Buku Yasin? Karena selama ini masih banyak masyarakat yang tidak mempunyai Al Quran terjemahan, sehingga mereka tidak mengetahui apa saja yang telah di sampaikan Allah di dalam Al Quran yang wajib dijalankan oleh manusia, sedangkan buku Yasin, hamper setiap orang memilikinya. Dan alhamdulilah, banyak masyarakat yang merasa bahagia dan bersyukur saat bisa membaca Al Quran terjemahan, karena memang selama ini tidak memilikinya. Karena hal inilah, aku ingin sekali membeli Al Quran terjemahan yang banyak untuk disumbangkan ke pelosok-pelosok atau kepada siapa saja yang belum memilikinya.


    Di bulan Maret ini juga aku memenangkan lomba menulis cerpen misteri dan cerpen tersebut sudah dicetak dalam sebuah buku kumpulan cerpen. Aku juga khatam Al Quran di bulan ini, bertepatan saat haul 26 Nike Ardilla.

Dan di bulan Maret ini, aku dipercaya untuk menyediakan seragam, sepatu dan perlengkapan satpam oleh dosenku yang menjabat sebagai direktur utama di salah satu perusahaan outsourching di Kota Bandung. 


    Perjalanan yang sangat tidak mudah ketika aku menghubungi dosenku pertama kalinya untuk menawarkan sepatu volley import. Dia yang merupakan mantan seorang polisi dengan pangkat kombes dan kini menjadi seorang direktur utama adalah dosenku dahulu yang sudah aku anggap sebagai orangtua sendiri. Usianya sudah mau menginjak angka sembilan, namun ia masih sehat dan semangat dalam bekerja. Aku kemudian disuruh ke kantornya dengan membawa produk buatanku. Dan hari itu aku membawa satu mobil barang yang berisi sepatu, tas kulit dan pembalut kain.


    Sesampainya di sana, dosenku membeli satu tas kulit dan dua sepatu slip on. Dia kemudian berniat memborong sepatuku untuk dia jual dikoperasinya, namun salah satu karyawannya menyarankan agar dosenku lebih memilih untuk membeli seragam dan sepatu satpam terlebih dahulu karena hal itu lebih dibutuhkan. Karena saran karyawannya tersebut, dosenku kemudian memesan seragam dan sepatu satpam kepadaku. Tapi, tidak berhenti sampai di situ, karyawan laki-laki itu seakan mempersulit sekali langkahku. Dia tidak langsung membuatkan surat order, tapi dia ingin melihat contoh seragam dan sepatunya terlebih dahulu. Dia kemudian akan datang ke toko sepatuku sore harinya. Tapi, setelah aku menunggunya, dia tidak jadi datang pada hari itu.


    Aku sempat merasa ada sebuah kejanggalan, ketika karyawan laki-laki itu mengatakan di depan dosenku bahwa pesanan di vendor sebelumnya tidak memakai DP, akan tetapi barang di bayar ketika telah selesai dikerjakan, namun saat malam harinya, dia menelponku kembali dan mengatakan bahwa pembayaran seragam biasanya kredit selama satu sampai dua bulan. Dia bahkan menyarankan agar aku mempertimbangkannya kembali. Mendengar hal itu, aku kemudian menghubungi dosenku dan mempertanyakan kebenarannya. Dosenku lalu mengatakan bahwa pembayaran kontan. Dia bahkan menyuruhku untuk mengirimkan sample ketika beliau ada di kantor. 


    Mulanya, aku hanya akan memberikan contoh bahan untuk seragam dan contoh sepatu jadi, namun karyawan dosenku secara tiba-tiba meminta contoh seragam jadi dalam waktu singkat. Aku lalu mengiyakan karena sudah sangat kesal dengan karyawan itu.

Sesuai hari yang dijanjikan, aku datang lagi ke kantor dosenku dengan membawa sample. Dan alangkah terkejutnya aku, karena sesampainya di sana, aku disuruh membuat surat penawaran terlebih dahulu dengan menggunakan CV atau badan hukum lainnya. 

Dikarenakan aku tidak memiliki CV, dosenku merekomendasikan agar aku membuat CV dinotaris kenalannya. Dengan berat hati, hari itu aku langsung mendatangi notaris yang dia maksud dengan membawa kembali sample yang telah aku bawa.


    Sore harinya, aku kembali ke kantor dosenku dengan memperlihatkan kwitansi dari notaris. Setelah melihatnya, sample seragam (tiga seragam satpam, PDH, PDL dan Safari) dan sepatu dariku (dua PDH pria dan dua PDH Wanita) kemudian diterima oleh mereka. Salah satu karyawannya lalu memberikan list seragam yang harus dibuat dalam waktu seminggu dan list tersebut tidak dibuat resmi dalam surat PO, karena dia masih menunggu surat penawaran resmi dariku di bawah bendera CV.


    Nama CV ku mulanya adalah CV KUN FAYAKUN, namun nama tersebut sudah ada yang menggunakan, sehingga namanya diganti menjadi CV INDRIANI SUKSES. Aku berharap nama tersebut bisa menjadi doa bagiku dan bagi kemajuan usahaku.

Seminggu kemudian, saat aku mengantarkan orderan yang sudah jadi, semuanya DITOLAK!

Alasannya adalah seragam yang aku buat ada dua warna, yang satu coklat muda dan yang satu coklat agak tua, padahal dari awal dosenku tidak mempermasalahkannya, dan dia bilang asal berwarna cokelat, tapi karyawan yang dari awal selalu menghalang-halangi yang dengan tegas menolak seragam aku. Aku kemudian pulang dengan penuh rasa sedih dan kecewa. Semua sample yang sudah aku kirim juga aku bawa pulang. Aku diberikan waktu satu minggu oleh mereka untuk membuat baru seragam baru dengan warna yang sama.


    Sore harinya setelah seragamku ditolak, aku menghubungi dosenku dan mengatakan bahwa aku mundur saja, karena sudah banyak modal yang keluar dan aku juga tidak tahu seragam yang sudah jadi akan dikemanakan. Dosenku lalu mengatakan bahwa nanti dia akan mengurusnya.

Keesokan harinya, HRD perusahaan tersebut menghubungiku. Aku lalu menjelaskan kepadanya tentang semua unek-unek dan kerugian aku selama ini, sehingga aku memilih mundur. Aku juga menjelaskan kepadanya bahwa aku merasa salah satu karyawan laki-laki di sana terus menghalang-halangiku. HRD tersebut tidak banyak berkata-kata dan dia lebih banyak membela temannya.


    Setelah kejadian itu, aku merasa sedih dan stress, namun keluarga terus mendukungku untuk tidak putus asa. Aku bahkan menawarkan seragam yang sudah ada kepada teman-temanku dan mereka saling membantu untuk menawarkan.

Aku juga menghubungi dosenku kembali dan menawarkan seragam tersebut dengan potongan harga. Aku lalu membuat surat penawaran baru dengan nama CV baruku. Dosenku berjanji membantu, namun sampai keesokan harinya masih belum ada kabar.


    Dan kemarin, aku dan orangtua memutuskan untuk memberikan semua barang tersebut ke perusahaan milik dosenku, karena kita merasa dipermainkan dan dirugikan. Akhirnya kemarin aku membawa semuanya dan memberikannya, meskipun hari itu dosenku sedang tidak masuk karena sakit. Pulang dari kantor dosenku, aku dan ibu datang ke kantor notaris untuk tanda tangan. Selesai dari notaris, kita lalu pulang. Ibu aku terus menasehati aku untuk ikhlas dan menerima semua kejadian ini. Aku mengiyaknnya. Di tengah perjalanan, dosenku lalu menelphone, dia lalu mengatakan bahwa dia sedang sakit. Dia lalu berjanji akan membayar seragam dan sepatu yang sudah aku kirimkan hari ini memakai uang pribadinya dan dia akan menjualnya secara kredit di koperasi.

Mendengar hal tersebut, aku dan ibu merasa bersyukur, meskipun kita tidak mau berharap banyak karena kita sudah mengikhlaskannya. Aku juga tidak pernah tahu, kapan dia akan membayarnya, jadi aku tidak mau berangan-angan.


    Karena kejadian ini, ada perusahaan lain yang berdomisili di Sukabumi meminta sample seragam satpam baru dan jika cocok, mereka akan memesan kepadaku. 

Dan karena kejadian ini pula, aku jadi memiliki CV dan alhamdulilah hari ini aku mendapat link baju hazmat murah yang sudah dibeli oleh kakak temanku yang bisa aku tawarkan dengan menggunakan nama CV ke rumah sakit- rumah sakit yang ada di Bandung.


    Alhmdulilah, ternyata dalam setiap ujian, ada kejutan indah yang sedang dipersiapkan Allah untuk kita. Terimakasih Ya Allah, semoga aku senantiasa bisa bersyukur, bersabar, bertawakal dan ikhlas atas semua ketentuan-Mu yang terjadi dalam hidupku. Aamiin Ya Rabbal Alamin.