Hidup ini tidak seperti novel, yang kita bisa mengulang halaman pertama kapanpun kita mau. Dalam kehidupan nyata, saat sebuah kisah tidak lagi menyenangkan, mulai menyakitkan, kita tidak bisa mengulanginya dari halaman pertama lagi. Tapi tidak mengapa, karena kita selalu bisa membuat bab baru, halaman baru. Selalu bisa.
Sunday, June 3, 2012
Siluet Fanka
Wajah rembulan,
Bersiul melenguh samar-samar..
Kalau saja mungkin,,
Kau putar senja, ratakan pundak terjaga..
Semburat ayu tatap hening di kapilah Shanghai..
Negrimu, negri Cina..
Darah dan gumpalan cerita,
Tapi, parasmu melayu..
Garis mata dan lenguh pesona..
Bak lukisan permata sulut cahaya,
Panorama,,
Semampai raga..
Tangguh wibawa,
Melejit cita..
Duhai jelaslah bila rumputmu kini gila..
Melambai-lambai di pasiran ufuk kelana,
Kala mata menyambar..
Asa pasrah tak pelik terkantuk maut..
Dan, semut merah memanggilmu sejarah...
Injaklah, injak siluet bening pematang hati..
Aku dan kisahmu,,
Di siantar pagi..
Titik Analogi
Dilematis perahu senja...
Bergelut membatin,
Tentang suaka waktu
Dan bentang anarkis,
Pukul saja singkronisasi penyandang gelar simpati,
Poros dan ruang
Penyelundup gejala liar..
Tapi lihat,
Reinkarnasi kepribadian..
Gejolak sakit jiwa..
Marah merakit sindrom,
Lokalisasi pemecah kata-kata
Hancur, sudutkan saja gelombang over dosis,
Biru, memburu catatan hitam..
Keriput rotasi,
galaksi penggempur jiwa,
Satu makna, satu uraian matematika..
Sudahi saja..
Lelah melemah
Sebait sahaja
Tanpa wajah
Bergelut membatin,
Tentang suaka waktu
Dan bentang anarkis,
Pukul saja singkronisasi penyandang gelar simpati,
Poros dan ruang
Penyelundup gejala liar..
Tapi lihat,
Reinkarnasi kepribadian..
Gejolak sakit jiwa..
Marah merakit sindrom,
Lokalisasi pemecah kata-kata
Hancur, sudutkan saja gelombang over dosis,
Biru, memburu catatan hitam..
Keriput rotasi,
galaksi penggempur jiwa,
Satu makna, satu uraian matematika..
Sudahi saja..
Lelah melemah
Sebait sahaja
Tanpa wajah
Subscribe to:
Posts (Atom)