Berlari hanya akan membuatmu lelah.
Apa yang kau takuti dari gigi-gigi tak bertaring?
Menghindar memang bisa membuat ketakutanmu reda,
Hanya saja semua tak akan berhenti.
Kau perlu berbalik, lalu kita bertarung berhadapan.
Aku akan meneriakimu dengan tatapan tajam.
Tak ada kata-kata, selain amarah yang terpendam sekian lama.
Kalau saja kau tau,
Apa yang merasuki jiwaku?
Adalah duri-duri yang menusuk
Mencengkramku sehingga aku tak bisa berdiri tegak
Tapi, karenanya kini aku dapat merangkak dengan cepat
Aku bukan petir yang serta merta akan menyambarmu.
Membuatmu gosong hingga tak tampak lagi senyuman licik itu!
Berkali-kali aku urai rasa benci,
Hanya saja aku butuh waktu untuk mengurainya.
Sedang kau masih saja berpesta dengan kegilaanmu!
Tak peduli ada berapa rumah yang kau runtuhkan,
Tapi kau tetap bersuka ria!
Ingat!
Kelak akan ada waktunya.
Tatkala matahari dan bulan muncul semaunya
Lalu gelap menjadi selimutmu yang paling menakutkan.
Silahkan, teruskan caramu menutup jendela hati!
Dan aku akan berjalan sedikit demi sedikit
Membasuh lagi apa yang pernah ternodai,
Harga diri!