Saturday, August 3, 2013

Perilaku Etika Dalam Bisnis



          
       

Pada hakekatnya Perilaku Etis berisi tentang keharusan yang wajib dilaksanakan dan larangan yang harus dihindari sebagai penjabaran pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yaitu : Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas (Pertanggungjawaban), Independensi (Kemandirian), dan Fairness (Kewajaran).

Untuk mencapai tujuan Perusahaan sehingga Perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik dan lancar, mampu meraih keuntungan dan berkembang di masa depan, maka terciptanya hubungan kerjasama yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya adalah syarat utama yang harus dipenuhi.


Untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis, maka ditetapkanlah suatu pedoman tentang Perilaku Etis (Code of Conduct) yang memuat nilai-nilai etika dalam berusaha. Selain itu, implementasi pandangan dasar mengenai perilaku yang etis juga menjadi suatu landasan untuk menganalisis beberapa aktivitas para pelaku bisnis dalam kaitannya dengan etika dan moralitas yang harus dipertanggungjawabkan. Empat pandangan itu diantaranya Utilitarian view, Individualism view, Moral rights view  dan Justice view.


Ethical Behavior (Perilaku Etis)

Perilaku etis adalah tindakan yang secara etis dapat membedakan mana yang benar dan salah sesuai dengan aturan-aturan  moral.

Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika

A. Budaya Organisasi
Keseluruhan budaya perusahaan dampak bagaimana karyawan melakukan diri dengan rekan kerja, pelanggan dan pemasok. Lebih dari sekedar lingkungan kerja, budaya organisasi mencakup sikap manajemen terhadap karyawan, rencana pertumbuhan perusahaan dan otonomi atau pemberdayaan yang diberikan kepada karyawan.

B. Ekonomi Lokal
Melihat seorang karyawan dari pekerjaannya dipengaruhi oleh keadaan perekonomian setempat. Jika pekerjaan yang banyak dan ekonomi meningkat, maka karyawan secara keseluruhan akan lebih bahagia dan perilaku mereka serta kinerja yang baik dapat tercermin dari itu.

C. Reputasi Perusahaan dalam Komunitas
Persepsi karyawan tentang bagaimana perusahaan mereka dapat dilihat oleh masyarakat lokal akan mempengaruhi perilaku karyawan yang bersangkutan terhadap perusaan tempatnya bekerja. Jika seorang karyawan menyadari bahwa perusahaannya dianggap curang, maka karyawan tersebut juga akan bertindak seperti itu. Namun, jika perusahaan dipandang sebagai pilar masyarakat dengan banyak kebaikan, maka karyawan akan cenderung untuk menunjukkan perilaku yang serupa.

D. Persaingan di Industri
Tingkat daya saing dalam suatu industri dapat berdampak kepada etika bagi manajemen dan karyawan, terutama dalam situasi di mana kompensasi didasarkan pada pendapatan. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif, perilaku etis terhadap pelanggan dan pemasok dapat menimbulkan persaingan diantara karyawan untuk mendapatkan lebih banyak pekerjaan. Dalam industri yang stabil, hal seperti ini tidak lagi menjadi sebuah masalah dan hal ini berdampak pada  tidak termotivasinya karyawan untuk meletakkan nilai etika internal mereka untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi.


Empat Pandangan Mengenai Perilaku yang Etis

1. Utilitarian View
Merupakan perilaku yang akan memberikan kebaikan terbesar bagi sebagian besar orang.
Salah satu contoh utilitarian dapat kita lihat beberapa produk makanan yang sangat digemari masyarakat, terutama anak-anak, namun belakangan diketahui bahwa produk tersebut telah mengganti bahan produksi yang semula aman dikonsumsi, menjadi bahan baku yang berbahaya bagi tubuh, dengan alasan naiknya harga bahan baku yang mengakibatkan dampak medis dan material bagi konsumen.

Sesuai dengan teori utilitarianisme, maka tindakan dan kebijakan pengambilan keputusan ini perlu dievalusi menjadi tindakan yang “benar”. Sehingga keinginan untuk mendapatkan keuntungan yang besar harus dilakukan dengan produksi yang benar sehingga tidak merugikan masyarakat dan dapat mengembalikan nama baik perusahaan ke konsumen.

2. Individualism View
Merupakan perilaku yang dalam jangka panjang memberikan kepentingan bagi diri sendiri.
Salah satu contoh individualism view adalah kasus korupsi yang tengah melanda Indonesia. Dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri, para koruptor menggunakan uang Negara untuk kepentingan pribadi, lepas dari jabatan mereka sebagai wakil rakyat, maka nilai etika di sini sudah dikesampingkan, hal ini mengakibatkan citra yang buruk terhadap kalangan pejabat di Indonesia.

3. Moral Rights View
Merupakan perilaku yang menghargai hak asasi manusia yang dianut oleh semua orang.
Salah satu contoh moral rights view adalah kasus perbudakan di pabrik panci, di mana para pekerja diperlakukan secara tidak manusiawi oleh pemilik perusahaan demi memperkaya diri sendiri. Hak asasi manusia dalam kasus ini tidak ditegakkan dan moralitas beberapa oknum yang terkait memang sudah bobrok, sehingga ada sebagian orang yang bahkan tidak bias mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

4. Justice View
Merupakan perilaku yang tidak memihak, jujur dan adil dalam memperlakukan orang.
Salah satu contoh justice view adalah adanya perlakuan berbeda yang dilakukan oleh oknum kepolisian terhadap para narapidana di penjara, dimana beberapa narapidana kasus korupsi mendapatkan fasilitas layaknya disebuah penginapan dan bahkan narapidana tersebut bebas keluar masuk penjara, hal ini dapat dilakukan karena oknum terkait mendapatkan sogokan uang. Hal ini tidak bias dibenarkan, terutama jika melihat beberapa point mengenai perilaku etis di atas yang mengedepankan nilai-nilai keadilan di dalam memperlakukan orang.

Kesimpulan

·         Perilaku Etis merupakan suatu hal yang penting terutama bagi para pelaku bisnis, guna mencapai tujuan tanpa mengesampingkan nilai-nilai moralitas terhadap pihak lain.

·         Lingkungan bisnis merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku etika, hal ini disebabkan karena lingkungan secara tidak langsung membentuk pola pikir dan karakter dari manusia yang bersangkutan, sehingga ada istilah bahwa lingkungan adalah cerimanan dari kepribadian.

·         Empat pandangan mengenai perilaku yang etis menggambarkan bagaimana seharunsnya pelaku bisnis itu bersikap dan bertindak tanpa merugikan pihak lain dan hanya mementingkan kepentingan pribadi di atas segalanya.



Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut:

1. Perilaku etis memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan hidup bermasyarakat dan berbisnis, maka dari itu perlu sekiranya apabila ada sebuah ketegasan yang nyata dari pemerintah mengenai penyimpangan perilaku etis ini terutama yang menyalahi hukum dan merugikan pihak lain.

2. Penanaman nilai ajar tentang etika dan moralitas harus dilakukan dengan seksama pada berbagai lembaga pendidikan agar tidak ada lagi generasi bangsa yang pintar namun moralitasnya bobrok dan tidak memiliki etika sehingga kepintarannya digunakan untuk membodohi orang lain.

3. Sanksi yang tegas, jelas dan adanya pembersihan oknum-oknum terkait perilaku penyimpangan perilaku etika, akan memudahkan proses penerapan etika dan moral yang baik terhadap masyarakat.

Demikian yang dapat penulis uraikan mengenai pokok bahasan kali ini, tentunya masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya referensi, maka dari itu, penulis berharap menerima kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.






Mimpi




Hari ini aku kehilangan kata-kata. Semuanya kosong, sepertinya semua kosakata berlarian dari otakku, sepertinya semua rasa satu persatu pergi dari hati. Hanya lewat mimpi, aku tau apa yang aku mau, hanya lewat mimpi aku dapat membahasakan rindu. Namun, dalam mimpi pun aku masih berlarian, entah apa yang aku cari, entah siapa yang ingin aku temui, aku hanya berlari dan berlari, seraya merasakan sesak dalam jiwa, karena aku tak menemukannya.
Aku tau, ada sedikit rasa yang masih tertinggal di sini, dia selalu berteriak dan meronta. Aku tau, aku masih memenjarakannya dalam ruang penat tanpa udara, hingga dia terengah-engah hampir mati. Aku tau, ada bagian itu, dalam diriku, dalam hatiku. Dia meminta kebebasan untuk hidup sebebas-bebasnya, dan melalui mimpilah, aku tau suara kesakitannya, suara tangisannya yang mengharu-biru, dan suara nuraninya yang tengah terbuai rindu.
            Ada sebagian yang tak aku mengerti tentang mimpi. Isyarat ataupun bukan, tapi semua masih menyisakan pertanyaan, karena hingga detik ini dalam mimpi pun, kita tak pernah bertemu, berpapasan, padahal aku tau aku tengah mencarimu, begitu ingin menemuimu, tapi kita tak dapat berkompromi dengan waktu. Mimpi terlalu singkat untukku dapat mengutarakan apa yang aku mau, padahal mimpi adalah jembatan penghubung agar kita dapat mengungkapkan rasa. Jarak bukanlah halangan dalam mimpi, yang dapat memisahkan kita seperti detik ini. Aku ingin sekali menemuimu dalam mimpi, agar aku bebas mengatakan padamu bahwa aku rindu.
            Detik ini seperti ada yang pergi, berhamburan menjauh meninggalkanku seorang diri. Dalam sepi, aku masih menyimpan sebuah bingkisan yang terbungkus rapi. Mengenangnya disetiap sudut sepi, menanti.
Aku kehilangan rasa, kehilangan warna. Semuanya hambar, semuanya sama, buta. Sepertinya yang aku rasa masih tentang kita, sepertinya yang berwana masih tentang cinta, namun aku salah, kini tak ada lagi rasa, tak ada pula warna, yang ada hanya sisa dari cahaya redup yang masih menyala dalam gua, mungkin itulah cerita.
            Cukup mungkin, aku memang harus tidur untuk selamanya. Menghidupkan kembali tonggak rapuh tentang jati diri. Aku ingin bermimpi, tolong, jangan biarkan sepi mengajakku kembali, aku tak mau sendiri.

 
Mimpi Selamanya-Drive

Aku terlanjur, ku terlanjur sayang
Menyayangimu
Sayang mengapa
Bukan hanya aku yang merindukanmu
Selalu.. terbagi..

Mungkin kau bukan yang bisa ku miliki
Selamanya
Mungkin kau hanya menjadi mimpi
Selamanya

Aku sendiri, ku sendiri lagi dan memikirkanmu
Mungkin saja kau bukan, bukanlah yang ku tunggu
Selama ini dihati.. dijiwa..