Di bawah temaram malam, satu tahun dibulan itu.
Selimut yang dijadikan penutup antara hasrat dan rasa malu.
Berteriak, tatkala nafas masih terengah menyesap candu.
Hitam yang dijadikan batas pemisah antara nikmat atau laknat.
Merenung, namun nafsu murung.
Berbalik, tapi tercekik.
Tuhan tertawa, terkadang murka.
Disodorkannya tiket neraka.
Sedikit kenangan, buncahan-buncahan, erangan-erangan.
Itukah keindahan?
Atau mungkin setapak jalan kehancuran
Pelan-pelan, perlahan..
Membinasakan
Kita,
Dalam gejolak-gejolak yang katanya cinta.
Kita,
Dalam hilir mudik mesra yang kata-Nya dosa.
Lalu?
Dimanakah bumi masalalu?
Tempat menampung resah gelisah rasa rindu.
Dimanakah rembulan kemunafikan?
Tempat berahasia angin dan hujan yang bertopeng kebaikan.
Aku dan dua sisi yang diamini,
Mengamini atau mungkin teramini.
Aku dan segenap kalut penuh kemelut.
Berjihad pada solekan dosa dan rintangan asa.
Masihkah akan mengira-ngira?
Kalian yang berangan atau berjubah kepalsuan?
Berdoa, memaksa atau menantang siksa?
Tergiur pada bulir-bulir di luar skenario takdir.
Berdzikir atau mungkin tengah tersihir?
Rumit.
Sempit.
Diruangan berdesakan antara iman dan kemunkaran.
Ada hamparan, ada pula tamparan.
Hitam atau putih?
Pilih!
Tak usah berdalih.
Selimut yang dijadikan penutup antara hasrat dan rasa malu.
Berteriak, tatkala nafas masih terengah menyesap candu.
Hitam yang dijadikan batas pemisah antara nikmat atau laknat.
Merenung, namun nafsu murung.
Berbalik, tapi tercekik.
Tuhan tertawa, terkadang murka.
Disodorkannya tiket neraka.
Sedikit kenangan, buncahan-buncahan, erangan-erangan.
Itukah keindahan?
Atau mungkin setapak jalan kehancuran
Pelan-pelan, perlahan..
Membinasakan
Kita,
Dalam gejolak-gejolak yang katanya cinta.
Kita,
Dalam hilir mudik mesra yang kata-Nya dosa.
Lalu?
Dimanakah bumi masalalu?
Tempat menampung resah gelisah rasa rindu.
Dimanakah rembulan kemunafikan?
Tempat berahasia angin dan hujan yang bertopeng kebaikan.
Aku dan dua sisi yang diamini,
Mengamini atau mungkin teramini.
Aku dan segenap kalut penuh kemelut.
Berjihad pada solekan dosa dan rintangan asa.
Masihkah akan mengira-ngira?
Kalian yang berangan atau berjubah kepalsuan?
Berdoa, memaksa atau menantang siksa?
Tergiur pada bulir-bulir di luar skenario takdir.
Berdzikir atau mungkin tengah tersihir?
Rumit.
Sempit.
Diruangan berdesakan antara iman dan kemunkaran.
Ada hamparan, ada pula tamparan.
Hitam atau putih?
Pilih!
Tak usah berdalih.
No comments:
Post a Comment