Monday, July 29, 2019

Cerita di Penghujung Juli




    Masih tentang cerita di Bulan Juli, minggu kemarin aku baru saja selesai merenovasi toko sepatu baru ini, lalu hari seninnya aku harus mengikuti pelatihan dan di hari itu juga tiba-tiba aku sakit dan setelah esok harinya ke dokter ternyata aku radang tenggorokan dan amandel. Jadilah aku istirahat total dan tidak mengikuti pelatihan pada hari rabu dan kamisnya. Toko juga baru benar-benar buka pada hari jumat.

    Sakit kali ini tidak seperti radang tenggorokan yang pernah aku alami sebelumnya, karena alergi juga aku rasakan disekujur tubuh. Aku sempat khawatir bahwa efek keracunan merkuri masih ada dan memang seharusnya aku masih kontrol rutin ke RSHS, tapi aku sangat malas pergi ke sana. Dan hari ini obat dari dokter habis, tapi kondisi tubuhku masih saja sama, bahkan seharian tadi aku sampai tertidur pulas di toko, padahal hari ini seharusnya aku juga pergi ke tempat pelatihan, namun kondisi badan masih belum memungkinkan dan Ibu H selaku pimpinannya juga memakluminya. Hanya saja aku malu karena Lembaga ini juga sudah pesan rompi untuk pelatihan kepadaku, tapi aku malah absen mengikuti pelatihannya. Untungnya rompi itu selesai pada awal Agustus. Besok aku juga harus meeting di Perusahaan Z, tapi entahlah besok aku sudah bisa beraktivitas seperti biasanya atau tidak.

    Dalam beberapa minggu ini banyak sekali yang terjadi, terutama penjualan sepatu dan orderan-orderan lainnya. Aku menganggap ini awal yang bagus ketika aku membuka toko baru di dekat rumah. Namun, ada kabar buruk juga bahwa kemarin salah satu anak kucingku mati tiba-tiba, tepat setelah aku menutup toko. Kita mengira bahwa anak kucing itu digigit ular karena siangnya ada ular yang akan masuk ke dalam rumah dan kucing itu menghalanginya.
Entahlah, perasaanku campur aduk karena aku sudah berusaha melindungi kucing-kucing itu sejak ibu kucingnya melahirkan hingga anaknya lahir. Anaknya ada lima, dua mati tanpa aku ketahui kapan karena mereka sering berpindah-pindah, sisa tiga dan kemarin mati di depan mataku. Padahal baru minggu kemarin aku membeli kandang untuk kucing, lengkap dengan pasirnya,dll. Tapi ibuku yang agak cerewet tentang kucing mengeluarkan mereka lagi. Ayah dan ibuku lebih senang melihat mereka di luar kandang karena kotorannya tidak perlu dibersihkan seperti ketika mereka buang air di atas pasir di dalam kandang. Kadang-kadang aku kesal dengan orang tuaku yang tidak mengijinkan kucing-kucing masuk ke dalam rumah, atau minimal membiarkan mereka berada di dalam kandang ketika malam hari, karena ancaman kucing jantan lainnya selalu mengintai.

    Aku tidak berniat mengurung kucing, aku hanya ingin melindungi mereka ketika malam hari, Tapi ibuku berdalih bahwa mereka memiliki takdirnya masing-masing. Aku sudah merasa lelah dengan keegoisan ibu. Kandang yang aku beli juga tergeletak tak terpakai. Sungguh aku kesal. Aku berniat memasukkan kucing ke dalam toko aku sendiri pun tidak boleh. Sepertinya aku tidak pernah diberi kebebasan untuk mengambil keputusan.

    Ini adalah penghujung bulan Juli, dan memang banyak sekali yang terjadi. Aku memblockir whatsapp si Nenek karena dia beberapa kali berjanji mau ke rumah menengok tapi dia sendiri yang mengingkari. Aku juga kesal kepada T. D yang hanya datang saat butuh dan ketika aku sakit dia malah menawarkan obat-obatan herbal tanpa datang ke sini. Dia kemarin datang ke Rumah makan di dekat rumahku untuk mengikuti acara entah apa, dia menyuruhku datang, namun aku mengatakan sedang sakit, dia malah menawarkan obat-obatan herbal tanpa datang ke sini, padahal dulu dia sering datang ke sini ketika akan menjadi makelar tanah milik keluargaku yang sampai sekarang belum terjual.

    Bisa dikatakan beberapa hari ini aku sering merasa kesal, meskipun tidak dapat dipungkiri aku juga bersyukur kepada-Nya untuk penjualan yang terus meningkat, reseller yang banyak dan teman-teman baru lainnya yang lebih peduli ketika aku berada dalam senang ataupun susah.

    Selamat tinggal bulan Juli, meskipun masih ada beberapa hari lagi tersisa, dan sebenarnya aku tidak ingin beranjak dari Bulan Juli, hanya saja waktu tidak bisa kita jeda sebentar saja. Semoga di Bulan Agustus, Tuhan memberikan kejutan yang lebih indah untuk hidupku, aamiin.







Pembeli yang datang ke rumah sebelum toko beres

Kucing yang mati semalam warna kuning
















*Saat menulis ini pun, aku merasakan mual bukan main, keringat dingin dan menggigil. Kalau memang aku harus berakhir di bulan ini, semoga keluarga dan teman-temanku tidak bersedih dan memaafkan kesalahan-kesalahanku.

Friday, July 19, 2019

SUHU


Ada kalimat-kalimat yang bungkam tanpa kata terimakasih, seperti  udara yang masih bersujud pada ambang dimana salju menitikkan airmata.  Suara seakan menjadi batas dan penanda antara angkuh atau kisruh. Suhu, kemarau tengah merantau pada perhelatan batin yang tengah marah. Dia telah membuat riak pada air tenang yang tengah mengalir. Dia meludahi beningnya air yang hampir saja ia minum. Dia tak bisa menyentuh inti jiwa dari kehidupan. Dia hanya bisa berkata-kata dengan api yang menghanguskan segalanya. Dia buas dalam jubah lembutnya. Dia melahirkan pujangga yang sekarat akan rasa sakit. Dia bukan manusia.

Kalau saja mau, aku tak pernah ingin memulainya, namun dia yang membuka pintu itu lebih dulu. Menunggu di sana bertahun-tahun hingga aku menghampirinya. Datang yang tidak berarti membuka hati, tapi dia terus menguji, hingga kemudian ada yang jatuh tanpa rencana. Dia memulainya, permainan yang kemudian tidak berakhir seri.

Aku kalah pada babak dimana perangkapnya mulai mengurung kewarasanku. Suhu yang tak bisa mendinginkan gejolak yang tengah memburu nafsu. Dia adalah parameter yang mulanya dapat menjadi sisi lain dari mata pisau yang begitu tajam, namun kini dia menjelma menjadi mata pisau itu sendiri yang kerapkali melukai tanpa mau mengerti tentang kata mengasihi.

Padanya, sejumput cerita berlarian sebagai warna lain dari sampul diari yang mulai kehilangan jati diri. Dia adalah rasa nyaman yang kini menjelma menjadi tumpukan ketakutan. Dia adalah taman hijau dan padang ilalang yang mulai hilang. Dia hanya bisa berkata-kata pada kalimat pengandaian dan bersembunyi di atas imaji yang dia namakan syurga para pemimpi.
Dia melarikan diri.

    Adakalanya benci menjadi kunci untuk membuka lemari yang mulai rapuh dimakan rayap. Adakalanya suhu berubah begitu saja tanpa ada prediksi sebelumnya, seperti air tenang yang tiba-tiba menjadi ganas dan melahap korbannya satu persatu.

Kau tahu? Aku marah tanpa mampu meluapkan amarah. Aku benci tanpa bisa mencaci dengan keji. Aku terluka tanpa harus merintih dengan terbata-bata. Aku memilih menjadi dingin yang merayap pada malam yang membuat gigil pada tidurmu. Kau merasakannya, namun tak bisa melihatnya. Aku suhu yang meninabobokan kesombonganmu. Memeluk diam-diam dalam doa dan munajat malam. Memanggilmu pada jam-jam dimana matamu terpejam begitu pulas. Aku mengingatmu diantara rasa sakit yang enggan mengakui sakit. Aku merindukanmu diantara rindu yang tak mau menyebut dirinya rindu. Aku hidup dalam jiwamu yang tak pernah kau ketahui sedikitpun. Kau mengubah suhu itu, membunuhku dalam pusaran rindu yang dipayungi awan kekalutan. Kau mengubur semua ingatan di bawah bongkahan es yang tak bisa menampakkan diri ke permukaan. Kau mengakhiri rasa nyamanku diantara api yang melahap rasa sayang menjadi pijaran benci. Aku pamit kali ini, sampai jumpa pada negeri dongeng tempat para puteri berdansa sampai pagi. Tempat para pangeran berakhir dengan rasa bahagia di atas pelaminan. Sampai jumpa di sana. Aku menginginkannya.

Monday, July 15, 2019

Sepatu Adalah Jiwaku



    Bulan Juli memiliki berkah tersendiri bagiku, terutama tentang penjualan sepatu. Penjualan sepatu safety lebih banyak dipesan oleh lembaga-lembaga dan perusahaan pertambangan, sedangkan sepatu sport /sneaker banyak dibeli oleh perorangan dan orang-orang terdekat, selain itu permintaan sepatu converse mulai tinggi setelah anak-anak mulai masuk sekolah, bahkan saudaranya temanku yang merupakan kepala sekolah juga memesan sepatu converse untuk semua siswa di sekolahnya.

    Berbicara tentang sepatu, semua tak bisa lepas dari mantan pacarku (cinta pertama) yang sangat terobsesi dengan sepatu. Dia ingin berbisnis sepatu karena baginya sepatu adalah mahkota kedua bagi wanita. Sejak saat itu kita memulai semua dari nol, meskipun aku yang lebih banyak turun ke lapangan, mulai dari mencari bengkel sepatu, membuat merk sepatu, membuat foto terbaik, membuat sosial media khusus sepatu, dll. Dulu aku melakukan semuanya karena dia, bukan karena sepatu itu sendiri. Namun, lambat laun aku mulai menyukai sepatu. Bahkan ketika kita putus pun, aku masih menjual sepatu, entah dengan dia.

    Seperti yang pernah aku bahas sebelumnya tentang sepatu boots atau sneakershttps://www.indrianimonica.com/search?q=Sepatu+boots+atau+sneakers, aku lebih banyak mengoleksi sepatu boots, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa aku juga menyukai sepatu sport dengan desain yang unik seperti kebanyakan sepatu sport saat ini.
Aku harus memakai berbagai jenis sepatu untuk promosi, namun bisa diakui sampai sekarang aku belum menggunakan satupun sepatu sport, padahal aku sudah memisahkannya satu, Nike techno berwarna putih, tapi masih belum aku pakai karena takut kotor. Aku tak pernah bisa lepas dari sepatu doctmart, entah yang hitam atau maroon, atau ketika bersantai aku lebih memilih memakai sepatu slop on yang simple, seperti wakai.

    Melihat perkembangan sepatu sport hingga detik ini, membuat aku terpana. Aku lebih suka sepatu sport yang simple tanpa tali tapi terlihat kokoh, bukan sepatu sport tanpa tali yang atasnya seperti kaos kaki (lentur tanpa busa) yang sedang hits akhir-akhir ini. 
Memang kebanyakan masyarakat lebih banyak memakai sepatu sport dibanding sepatu boots, apalagi safety boots. Padahal, seperti namanya “Sepatu Sport”, mulanya sepatu ini diperuntukan untuk olahraga, namun kemudian seiring dengan minat dan gaya hidup masyarakat saat ini, sepatu sport mulai dipakai untuk sehari-hari, bukan hanya untuk olahraga, bahkan style “smart casual sekarang sudah mulai ngetrend, menggeser style “good looking” era 70an. Smart Casual seringkali memadukan kaos, blazer, jeans/chino dan sneakers.
Tak jauh beda dengan boots, saat ini boots, safety boots, bahkan sepatu tracking juga banyak dipakai untuk aktivitas harian dan juga ke kantor. Itulah fashion, selalu berkembang seiring dengan perkembangan jaman.

    Dari sekian banyak sepatu yang aku jual, mulai dari sepatu sports, safety, pentofel, dll. Aku akan menunjukkan beberapa sepatu favorit yang aku jual saat ini, diantaranya adalah:

  1. Sepatu Sports
Ini adalah beberapa sepatu sports yang aku sukai diantara sepatu-sepatu yang aku jual lainnya, aku memilih sepatu-sepatu ini karena simple, ringan, kokoh dan desain unik.

Simple tanpa tali













  1. Sepatu Boots
Sepatu kulit selalu memiliki kharisma tersendiri. Aku selalu jatuh cinta dengan semua produk berbahan kulit, apalagi boots. Meskipun memang tidak semua orang terbiasa memakai boots, tapi aku menyukainya. Ini Sepatu safety boots dengan bahan kulit asli favoritku:














Untuk pembaca yang berminat membeli sepatu sports (import premium atau custom) dan sepatu boots (branded atau custom), bisa langsung menghubungi:
Whatsapp: 085222538223

“Sejarah manusia adalah sejarah sepatu. Sejarah tempat dimana ia pernah berpijak dan menjejak.” 
Stebby Julionatan

Sunday, July 14, 2019

Daily Activity July

Kue hari ini



    Halo pembaca, maafkan aku baru menulis lagi, maklum akhir-akhir ini aku mengalami kelelahan akut, sehingga baru bisa menengok blog ini sekarang.

    Bulan Juli 2019 adalah titik balik bagi kehidupanku, karena pada bulan ini usiaku sudah memasuki tahap yang benar-benar dewasa dan matang. Pada bulan juli kali ini, banyak sekali kejutan tak terduga dari-Nya. Pertama adalah aku membuka toko didekat rumah, setelah sebelumnya aku membuka toko di salah satu mall di Kota Bandung. Aku resmi pindah minggu kemarin, karena aku harus mengikuti pelatihan full pada bulan Juli dan Agustus, selain itu pegawai baruku juga tidak bisa bekerja di sana karena lokasi terlalu jauh dengan rumahnya.
Pindah toko seakan menjadi harapan baru bagiku, selain lokasinya dekat rumah dan merupakan toko milik keluarga, juga aku tidak perlu menggaji karyawan karena adikku bersedia menunggu.

Pindah

    Setelah hari minggu pindah dan mengurus order sepatu untuk Satpol PP, hari seninnya aku meeting dikantor dan mendapatkan hadiah karena aku mendapatkan nasabah dua bulan berturut-turut. Aku senang bukan main, apresiasi dari kantor seakan menjadi penyemangat untukku melaju dengan lebih cepat.


    Hari rabunya aku memakai HP baru, Vivo V15 tanpa menjual HP lamaku Vivo V5 yang sudah aku pakai hampir tiga tahun dan masih awet sampai sekarang. Bukan untuk bergaya, tapi HP Vivo V15 cocok untuk foto produk, selain karena resolusinya lebih besar dari Vivo terdahulu, HP baru juga memiliki baterai yang masih tahan lama.



Hari rabu ini juga aku bertemu dengan sahabat lama sewaktu SMA yang sekarang sudah terbuka bahwa dia adalah seorang GAY. Dia menjalin hubungan dengan seorang laki-laki sejak tahun 2012 hingga sekarang. Aku dikenalkan kepada pacarnya yang ternyata sekarang akan menikah dengan seorang perempuan yang tak lain adalah sepupu sahabatku sendiri. Sahabatku mengaku bahwa dia sangat hancur dan patah hati, tapi dia berusaha menerima. Pernikahan itu akan dilangsungkan pada awal bulan Agustus. Miris memang, tapi hidup adalah pilihan. Sudah seharusnya dia siap untuk kemungkinan terburuk dari keputusan yang pernah dia buat, yaitu menjalin hubungan dengan sesama jenis, maka dia harus bersiap patah hati dan ditinggalkan. 



Pizza Hut paket 1,2 dan 3

Pizza Hut



    Hari ini, 14 Juli adalah hari ulang tahunku dan hari pertama aku memegang kunci toko baru. Hari ini aku mulai menggunakan tukang untuk mengecat dan mendesign toko agar terlihat lebih menarik. Yang paling membuatku senang adalah ayahku kali ini sangat mendukung dalam usahaku, bahkan dia ikut membereskan barang-barang dan toko. Ayahku terlihat lain dari dia yang dulu dan aku berharap seterusnya dia akan seperti ini.

Pipih dan Nur (teman SD dan SMA) saat antar pizza

Pipih dan Nur beli sepatu

    Terimakasih Allah, keluarga dan teman-teman yang sudah membuatku bahagia hari ini. Terimakasih untuk ayahku yang sudah berubah, terimakasih untuk toko baru, terimakasih untuk karier di Perusahaan Z, Terimakasih untuk orderan-orderan sepatu, HP baru, dll. Sungguh begitu banyak nikmat darimu Ya Rabb. 














Hasil jepretan Vivo V15:

Keponakan (Zahara) saat bangun tidur

Keponakan (Zein) saat bangun tidur


Keponakan (Bilqis)



Keponakan (Syifa)