Hai Bulan Juli, apa kabar? Aku baru saja dua hari sembuh dari sakit. Sakit kali ini sungguh sangat menyiksa dan lama, yaitu sekitar dua puluh hari dan aku hampir saja diinfus karena tidak bisa masuk makanan. Dan parahnya lagi, aku dan ibu sakit secara bersamaan. Kalau ibuku sakit DBD, sedangkan aku sakit tyfus. Dan sampai hari ini aku masih belum bisa keluar rumah. Aku masih harus istirahat total. Besok juga hari ulang tahunku tidak ada yang istimewa. Semua biasa-biasa saja.
Ada yang ingin aku tuliskan sejak lama sebelum aku sakit, yaitu tentang Film favoritku sejak SMA, yaitu Film Tentang Dia. Sebuah film, yang diangkat dari cerpen karya Melly Goeslow yang belakangan aku tahu bahwa sebagian kisah itu adalah pengalaman nyata antara Melly Goeslow dan almarhum Nike Ardilla. Dulu aku tidak banyak mengetahui tentang almarhum Nike, karena aku bukan penggemarnya, tapi semua karya Melly Goeslow Aku sangat tahu karena aku penggemar karya-karya Melly Goeslow.
Sewaktu SMA, aku menonton film Tentang Dia, aku sungguh hanyut di dalam kisahnya. Saat itu aku nonton berempat dengan teman genk-ku. Dan kita semua nangis melihat film itu. Tak berhenti sampai di situ, aku lalu membeli kumpulan cerpen karya Melly, soundtrack filmnya dan terakhir adalah novelnya karya Titien Wattimena. Salah satu soundtrack filmnya adalah sebuah lagu berjudul “Cukup” dan lagu itu adalah lagu wajib yang harus aku putar ketika akan menulis.
Akhir-akhir ini setelah aku tahu tentang persahabatan antara Melly dan Nike, aku jadi tahu dari mana datangnya inspirasi Melly saat menulis cerpen “Tentang Dia”. Inspirasi tentang kehilangan dan kematian ternyata datang dari pengalamannya sendiri saat kehilangan Nike Ardilla. Aku sungguh trenyuh membayangkan bagaimana saat itu Melly harus kehilangan secara mendadak orang yang selama ini selalu bersamanya. Aku sekarang tahu dari sekian banyak karya Melly yang menyentuh hati, semua tidak lepas dari luka dan kesedihan masalalunya. Dan aku sangat menyukai semua karya Melly. Musik-musiknya sungguh menyentuh dan bisa menggerakkan intuisi yang selama ini tertidur pulas.
Oya, sebelum aku sakit, aku sempat datang lagi ke rumah almarhummah Nike Ardilla untuk mengambil mobil. Saat ini aku sudah menganggap mereka seperti keluarga aku sendiri. Dan saat ini memang kita ada bisnis juga yaitu handuk dan gula semut yang sempat tertunda karena aku sakit. Dan ada hal lucu sewaktu aku terakhir ke sana bersama Bu Tina dan Pa Erwin, yaitu kakak Nike mengatakan kalau dia sekarang duda dan apa aku mau nerima dia? Sontak kita semua tertawa. Aku menganggap semua hanya gurauan belaka, karena aku masih tidak berpikir untuk menikah.
Saat ini aku dekat dengan beberapa orang, tapi hampir semuanya tidak ada yang masuk ke dalam hati. Hatiku sudah mati dan aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi.
Kembali kepada film “Tentang Dia”. Aku rasa film ini memang kisah tentang Melly dan Nike. Walau pasti ada bumbu-bumbu imajinasi di dalamnya, tapi secara garis besar film ini memang bercerita tentang kesedihan dan kehilangan, seperti salah satu cuplikan puisi dalam film itu:
“Cuma ada dua hal besar dalam hidup, yaitu cinta dan kematian. Saat kita bisa menerima keduanya, maka kita bisa menghadapi apa saja.”
*Sambil mendengarkan lagu "Kamu dan kenangan - Melly Goeslow"
No comments:
Post a Comment