Tuesday, September 15, 2020

SEPTEMBER PURNAMA

 



   

    Pernahkah kau melihat tanggal-tanggal pada kalender jatuh berguguran?Hari demi hari yang tidak meninggalkan jejak pencerahan. Tanggal merah, biru, kuning, hitam, semua tampak sama dalam balutan kekhawatiran. Pengingat akan langkah dari masalalu yang tidak bisa berkompromi dengan waktu.


    Duka itu, gelombang getaran dari vibrasi pedih yang melingkupi bulan September tengah bersukacita pada pesta yang merenggut bagian-bagian malam dimana mata tak pernah bisa lagi terpejam dengan rapat.

Ada sendu, iring-iringan risau yang lalu lalang dalam hilir mudik ketenangan.


    Beri aku waktu untuk menebus dosa masalalu! Catatan hitam dimana hati pernah berkelana menembus huru hara fana. Candu yang kini menjelma menjadi bisa dalam penjara lara. Apa yang salah dengan gundah? Kekhawatiran yang seakan-akan berkuasa pada semesta.


    Kapan tanggal-tanggal itu memahat dirinya sendiri? Dan mematung pada kalender yang aku pajang pada dinding-dinding harapan. Kapan airmata mengering dan tawa menjadi lukisan baru dalam tema yang aku tulis “bahagia?”.


    Ingin rasanya menyerah, tapi hati tidak bisa putus asa. Impian itu masih aku gantungkan di petala langit. Deretan rencana dan cita-cita yang aku namakan masa depan. Hari yang mungkin kelak akan penuh dengan gelombang sukacita. Aku ingin damai segera bersemayam. Menyenandungkan  puji-pujian kepada Tuhan. Hingga munajat doa tidak lagi berduka seperti rangkaian putus asa nyanyian sang pendosa. Tuhan, berikan semesta itu dalam genggaman! Aku ingin beriman!

No comments:

Post a Comment