Adalah aku, bagian dari gelap malam yang kini terjaga. Mencoba bermain pada sisi lain di tepian logika
Siapa dia???
Pada batas pemisah antara nalar dan amarah, aku bertanya..
Namun, dinding tak bisa menjawab, pun atap-atap kamar yang tetap bungkam, diam..
Lalu, mata terpejam, tapi geram
Ada sebongkah lara yang terlanjur menggurita,
Lara bak bola api yang berpijar menyala-nyala..
Namun panas bak kobaran mentari di lintasan semesta
Adalah aku, tempatmu bermain dadu..
Berspekulasi dengan angka-angka untuk menebak cinta
Sedang kau adalah hedonis kota, penjarah kerdil-kerdil dungu penikmat asmara..
Hey, akulah penikmat dan pengamat tarianmu di balik layar,
Liar dan binal kau masih berkelakar..
Meliuk-liuk pada catatan biru bertinta nafsu,
Hey, kau betah di sana???
Ya di sana..
Ah, tapi kenapa dengannya???
Dengannya kenapa???
Siapa dia???
Dia siapa???
Ah gila...
Lagi-lagi apinya menyala
Meletup-letup,
Tiba-tiba
(30 Juli 2015)
No comments:
Post a Comment