Dulu, aku mengira proses afirmasi adalah bagian terpenting dalam hukum tarik menarik. Sebuah proses dimana kita harus membayangkan objek atau sesuatu yang kita inginkan seakan-akan kita telah memilikinya. Proses visualisasi dalam otak yang kadang-kadang tidak membuat setiap orang berhasil untuk melakukannya, karena sebetulnya visualisasi harus melibatkan otak dan perasaan, sehingga semuanya sinkron, tapi seringkali kita lupa untuk melibatkan perasaan di dalamnya. Sebagaimana yang pernah aku alami, aku bisa dengan mudah membayangkan memakan martabak manis. Aku hafal betul bagaimana rasanya, wanginya, teksturnya dan aku memang benar-benar merasakan sedang memakan martabak saat itu juga, lalu dengan ajaib, beberapa menit kemudian saudaraku datang membawa martabak yang tadi aku bayangkan.
Membayangkan hal-hal kecil yang sebelumnya pernah kita rasakan memang mudah, begitupun juga ketika membayangkan seseorang yang kita sukai, semua bisa kita tarik dengan mudah ketika kita melibatkan banyak emosi di dalamnya, tapi ketika membayangkan kekayaan? Atau misal uang milyaran atau mobil mewah? Masih banyak yang gagal melakukannya, termasuk aku. Alasannya sederhana, selain karena aku belum pernah mempunyai uang milyaran dan mobil mewah, pikiran dan perasaanku tidak selaras. Di dalam pikiran, aku bisa membayangkan mobil atau rumah yang aku mau, tapi di dalam hati, aku tidak merasakan perasaan bahagia seperti orang yang baru saja mendapatkan mobil mewah.
Setelah belajar sedikit tentang ilmu meditasi, aku lalu paham tentang apa yang sebenarnya bisa mempercepat terciptanya sebuah proses visualisasi. Pengosongan diri dan kepasrahan juga merupakan penentu terkabulnya apa yang kita minta. Tanpa kita sadari, banyak sekali memori masalalu mengendap di alam bawah sadar kita, kebencian, dendam, rasa takut, marah dan kejadian-kejadian traumatis lainnya terkadang masih mengakar kuat di alam bawah sadar, sedangkan alam bawah sadar itu sendiri memiliki peran yang sangat penting di dalam diri setiap individu dalam segala aspek, seperti pembentukan pola pikir, penanaman keyakinan dan cara dia bersikap terhadap orang lain.
Latihan olah nafas dalam proses meditasi sangat membantu untuk membuat tubuh, hati dan pikiran rileks, ini pun dengan catatan bahwa pikiran harus fokus pada satu titik, pada ke luar masuknya nafas, sehingga tidak ada hal-hal lain yang kita pikirkan dan rasakan, selain dari ketenangan itu sendiri.
Mengingat Allah juga lebih nyaman dilakukan saat bermeditasi. Luar biasa memang, betapa damainya hati dimana kita bisa merenung ditempat yang sunyi dan sepi seorang diri seraya mendekatkan diri kepada-Nya.
Ada kaitan satu sama lain, antara doa, pembersihan hati, kepasrahan (tidak banyak ekspektasi) dan keyakinan dan rasa percaya diri. Jika semua bisa selaras, maka keajaiban akan datang tanpa harus kita merengek-rengek dengan perasaan was-was.
Ramadhan kali ini begitu indah, dimana aku bisa mengerti sedikit tentang apa itu kebahagiaan yang hakiki. Ketenangan jiwa yang dulu aku abaikan dan malah ditukar dengan kemaksiatan dan dosa. Kini hidup terasa lebih bermkna. Setiap jamnya, setiap menitnya dan setiap detiknya aku merasakan banyak anugerah dari-Nya yang jarang sekali aku syukuri.
Tafakur, doa, taubatan nasuha adalah obat yang kemudian mampu menyembuhkan kegelisahan akut yang selama ini melumpuhkan hati. Dan kamu tahu? Diantara kedamaian ini, hadir pula ujian lain, yang menegaskan bahwa setan memang tidak pernah mau melihat kita hidup dengan benar. Ujian itu adalah kehadiran “mantan” yang mulanya aku kenalkan kepada teman yang ingin memiliki pacar, temanku sudah suka kepada dia karena melihat wajahnya yang rupawan dan bisnis kulinernya yang sedang berkembang, akan tetapi ujungnya mantan malah ingin kembali kepadaku dan dia bahkan terlihat begitu agresif, dengan panggilan “sayang, honey, dll”. Tapi aku tidak menggubrisnya, karena aku hanya berbisnis dengan dia dan tidak untuk hal lain. Dan mulai saat ini aku tidak tertarik sama sekali dengan kesemuan rasa yang dulu aku puja mati-matian.
Purnama di Bulan Mei seakan menjadi klimaks dari runtutan kejadian yang harus aku hadapi dengan sabar dan tawakal. Fase tersulit dimana rasa yakin dan imanku diuji oleh rasa takut dan cemas akan kenyataan yang tidak seindah ekspektasi. Tapi, kemudian Allah menjawab dengan cara-Nya sendiri, dengan hal terindah yang tidak bisa aku cerna dengan logika dan akal sehat. Dia tengah merangkulku dengan membersihkanku lebih dulu dari kotoran-kotoran masalalu.
Ramadhan akan berlalu di Bulan Mei, dan aku berharap ketenangan dan kedamaian akan terus menyertaiku seterang purnama dilangit gelap yang mampu mengebiri pekatnya awan dan menaklukan heningnya kesepian.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?”
“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
(QS. Al Ankabut, ayat 1 dan 2)
No comments:
Post a Comment