With Lilih, anaknya dan Bu Linda |
With Pendeta, Bu Linda dan Bu Lia |
1-2 September 2018
Panas, itu satu kata yang bisa menggambarkan Kota Subang. Berangkat berdua dengan Bu Linda, kita yang mulanya akan bertemu Ibu Lia untuk persentasi asuransi kepada teman-temannya di Cicagak, akhirnya harus meneruskan perjalanan hingga ke Binong (lebih jauh dari Subang dan mendekati Pamanukan).
Karena Bu Lia tidak bisa dihubungi, aku kemudian meminta nomor teman lama kepada T Devi, yaitu Lilih. Beruntung, Lilih sedang berada di rumah, di Binong, sehingga aku dan Bu Linda menginap di sana.
Sesampainya di sana, kita diterima dengan hangat oleh Lilih. Ini pertemuan pertama setelah aku keluar dari perusahaan lama. Lilih bercerita banyak hal, terutama tentang T Devi. Dia bahkan bercerita bahwa T Devi sempat dirawat di rumah sakit. Mendengar hal itu, aku langsung mengatakan kalau aku tahu dan aku nengok juga dua kali ke RS. Lilih tidak tahu kalau aku masih berkomunikasi dengan T Devi.
Malam harinya, Bu Lia baru memberi kabar dan memintaku persentasi pada jemaat Gereja keesokan harinya. Dan besoknya kita berpamitan kepada Lilih dan keluarganya yang saat itu sedang mempersiapkan resepsi pernikahan.
Aku dan Bu Linda menunggu bubaran jemaat Gereja di depan kantor pos hingga pukul 12.00. Dan ketika adzan dzuhur, kita mencari masjid terlebih dahulu dan shalat berjamaah di sana.
Selesai shalat, aku melihat panggilan tak terjawab dari Bu Lia, dan dia mengatakan bahwa jemaat Gereja sudah menunggu daritadi.
Aku dan Bu Linda bergegas menuju Gereja, namun belum beruntung, jemaat Gereja sudah bubar dan aku kemudian diajak ke ruangan pendeta bersama Ibu Lia dan persentasi di sana. Pak Pendeta mau menjadi agen dan nanti beliau yang persentasi kepada 100 orang jemaatnya, lalu beliau juga mau mengasuransikan siswa-siswa di sekolah kristen yang dia pimpin.
Selesai persentasi, aku pulang ke Bandung dengan perasaan lega karena Bu Lia dan Pak Pendeta menjadi agen.
3 September 2018
Meeting di Kantor asuransi. Dan seperti biasa, selesai meeting, ada kelas MDRT (Kelas berbayar yang pertemuannya hanya satu kali dalam sebulan). Kali ini aku lupa tentang jadwal kelas MDRT dan aku terlanjur menyetujui untuk hadir meeting di rumah Ibu Kapolda pada pukul 11.00. Alhasil aku tidak mengikuti kelas MDRT dan datang meeting di rumah Ibu Kapolda.
Dalam meeting kali ini, setelah peserta lainnya pulang dan tinggalah kita bertiga, aku mulai membahas asuransi. Ibu Kapolda lalu meminta aku membuatkan ilustrasi untuk ketiga orang anaknya. Alhamdulilah ternyata silaturahmi selalu menghasilkan sesuatu yang positif.
Bu Linda, saya dan T Devi |
4-5 September 2018
Aku memenuhi undangan T Devi untuk menghadiri acara di Jakarta. Ini kali pertama lagi aku menghadiri acara dengan T Devi setelah sekian lama karena kita sudah berada di perusahaan yang berbeda.
Aku senang bukan main melihat T Devi sudah terlihat sehat dan bisa beraktivitas lagi.
Sesampainya di Jakarta, kita menginap di Apartemen. Ada dua unit apartemen untuk rombongan Bandung.
Selesai menyimpan barang di apartemen, kita menuju tempat acara di Jakarta Selatan. Dari acara ini, ada seorang pengusaha chinese yang tertarik dengan susu kedelai yang aku buat (karena dicampur terong ungu dan air RO). Beliau bahkan menyediakan tempat di Bintaro agar aku bisa membuka cabang di sana. Dia banyak memujiku bahkan meminta foto berdua. Dia bilang bahwa aku seumuran anaknya dan dia salut dengan prestasi dan kerja kerasku. Entahlah, aku senang punya teman baru, tapi untuk bisnis, aku masih harus berpikir berkali-kali untuk bekerjasama dengan orang lain, karena pernah dibodohi oleh orang yang lebih tua yang lebih berpengalaman dalam bisnis.
Selesai acara, kita pulang ke apartemen. Di apartemen pertama, ada aku, Bu Linda, T Devi dan Ibu Nila. Kamar di sini hanya dua dan salah satu kamarnya hanya cukup untuk satu orang. Aku tidak langsung tidur, tapi pamit prospek ke luar bersama Bu Linda, padahal sudah jam 1 dini hari. Kita prospek teman Bu Linda, seorang pengusaha yang tinggal di apartemen Kalibata juga. Kita kemudian berbincang-bincang di salah satu cafe di situ hingga setengah dua.
Selesai prospek, T Devi dan Bu Nila sudah tidur. Aku yang tadinya mau tidur bersama mereka, jadi tidur di kamar sebelah, sedangkan Bu Linda tidur di Sofa, karena Bu Nila ngorok.hehe.
Sepanjang perjalanan pulang ke Bandung, lagu Benci tapi rindu terus diputar dan teman-teman juga ikut bernyanyi. Dan sejak saat itu aku jadi suka sekali lagu ini.
Intinya hari ini aku sangat senang karena bisa bersama lagi dengan T Devi. Banyak yang aku rindukan karena dia seperti kakakku sendiri, sedangkan sekarang kita sudah tidak berada dalam satu perusahaan yang sama.
6 September 2018
Hari ini aku menemani agenku prospek. Pa Rahman adalah agen baru, tapi sebenarnya dia sudah sangat senior didunia asuransi. Alhamdulilah, temannya langsung closing dan ini adalah closing pertama bagi Pa Rahman. Semoga bisa menjadi awal yang baik.
Pulang persentasi, aku masih coaching dengan Pa Rahman, hingga sorenya aku sengaja bertemu dengan T Devi karena ada satu urusan.
7 September 2018
Acara Grand BOZ di Fave Hotel dan kali ini banyak sekali tamu yang aku undang, yaitu 10 orang dan rata-rata adalah orang penting, diantaranya adalah istri Kapolda, komisaris apartemen, dll. Ka Nisa senang, aku mengundang banyak tamu, tapi seperti biasa, ada yang senang dan ada yang tidak dengan pencapaian kita. Tapi aku bersikap masa bodo kali ini, karena aku malas untuk memikirkan pendapat orang lain, terutama mereka yang iri dengan pencapaian kita.
Aku pulang jam setengah dua belas dan tidur jam satu dini hari. Sebelum tidur, aku ingat kebaikan T Devi dulu. Kalau tau aku pulang selarut ini, T Devi tidak akan membiarkan aku pulang dan dia pasti menyuruhku menginap dirumahnya.
Aku kangen T Devi kali ini, karena dia adalah salah satu teman yang sangat peduli dan menganggapku seperti adik sendiri.
8 September 2018
Harusnya aku ke Cibaduyut kali ini, tapi rasanya lelah bukan main. Aku memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu. Mungkin sore harinya aku ke luar rumah, ke tempat fitness dan ke beberapa tempat lainnya. Semoga kesibukkan ini ada dalam ridha-Nya. Aku tidak akan terlalu mengejar hasil, tapi berusaha untuk menikmati prosesnya. Tidak ada ikhtiar yang sia-sia dan hasil tidak akan mengkhianati hasil. Usaha, ikhlas, tawakal, semoga semua berkah. Aamiin.
No comments:
Post a Comment