Aku telah sampai pada titik ini. Titik dimana seleksi alam mulai berlaku, tentang siapa yang masih berada di dekat kita dan tentang siapa yang telah pergi dan menjauh.
Ini adalah hari ke delapan aku puasa dalam rangka puasa Nabi Musa (40 hari) untuk membersihkan diri. Aku dan ibu juga sekarang mulai membiasakan diri shalat di Mushola keluarga, bukan lagi dikamar. Jadi, pukul dua dini hari kita bangun dan shalat di Mushola hingga menunggu adzan subuh dan setelah subuh, aku langsung membuka toko. Walau jam tidur jadi berkurang drastis, tapi aku merasakan sesuatu yang belum aku rasakan sebelumnya, yaitu sebuah ketenangan jiwa.
Aku sangat berterimakasih kepada orang tua, terutama ibu yang selalu ada dalam suka dan duka. Ibu yang selalu mau mendampingi berjuang hingga titik darah penghabisan. Aku juga bersyukur ada Pa Erwin dan Bu Tina yang selalu siap sedia 24 jam, bahkan di saat aku hampir putus asa dan ingin mati, mereka selalu ada untuk menssuport, baik materi (jika ada) ataupun tenaga. Ayu Fitri aku juga sangat berterimakasih untuk semua pengorbanan yang dilakukan hingga detik ini, walau mungkin kelak dia akan membatasi dirinya karena beberapa hal, tapi mungkin itu sudah menjadi pilihan baginya.
Aku sudah melangkah terlalu jauh. Terbang tanpa kendali hingga menabrak banyak rambu-rambu dan melukai orang lain. Aku terlalu berambisi untuk menjelajahi semesata dan menggenggam beberapa bagian dari bintang-bintang, namun aku lupa bahwa banyak andil orang lain di sana. Jadi, di saat kendali aku lepas, dan semua tidak sesuai dengan rencana, aku kemudian membuat amarah mereka meluap.
Tuhan tengah menegurku dengan beberapa kejadian agar aku total berharap kepada-Nya. Tuhan sedang mengujiku agar aku bisa membersihkan diri dari dosa-dosa masalalu. Jujur, kadang aku sudah sangat tidak kuat, tapi aku kemudian sadar bahwa Dia tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya.
Aku tidak akan pernah bisa mengulang waktu, namun mungkin aku bisa memperbaikinya. Tapi, aku tidak yakin apakah keadaan akan menjadi lebih baik atau tidak, namun yang pasti sekarang aku hanya ingin Dia menerima taubatku dan memberikan kesempatan bagiku untuk menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Malam ini aku ingin menganggap bahwa hari ini hari terakhirku, sehingga aku bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhanku dan orang-orang disekitarku. Aku sangat minta maaf kepada orangtua, saudara dan teman-teman karena aku belum bisa berguna dan memberikan yang terbaik untuk mereka. Semoga esok hari, saat aku diberikan kesempatan untuk hidup lagi, aku ingin berada dijalan yang lurus dan lebih berguna bagi orang lain.
Melepas banyak airmata pada hujan yang tak jatuh
Dan mereka pun gugur satu persatu
Pada belenggu yang mereka kira beku
Tinggallah kini sepasang ranting basah dan ulat yang tak hidup
Diam menghiburku tanpa melihat belenggu itu
Kini aku paham tentang seleksi alam
Tentang eliminasi persahabatan, persaudaraan
Tentang topeng kepura-puraan atau ketulusan
Tentang memanfaatkan atau mengorbankan
Tentang teman atau lawan
Tentang mana yang bertahan atau meninggalkan
November bersenandung tentang awan dan denting hujan
Tentang kehilangan dan kepergian
Dan tentang jiwa yang mulai kembali pada kesucian
Menuju Tuhan
No comments:
Post a Comment