Aku berpetualang melalui hingar bingar musik dan lengkingan suara itu. Dia mengajakku berkelana pada 25 tahun silam yang hilang dari putaran waktu. Jejaknya masih tertinggal dalam kenangan. Dia berjalan dalam suara-suara gaduh yang tak pernah rapuh. Dalam lagu-lagunya, aku tersesat dalam melodi rasa. Lantunan dimana imajinasi melayang kemana-mana.
Ada kalender baru yang aku pajang di dinding masa depan. Tanggal-tanggal yang kadang membuat jantung berdebar. Hari esok yang tak pernah bisa ditebak oleh angan-angan, harapan, bahkan ketakutan. Kalender adalah lembaran-lembaran rahasia yang akan menjadi kejutan hidup bagi jiwa yang tak pernah putus asa.
Ajak aku berlari di tahun ini. Terbang tanpa benturan melawan arus angin. Aku ingin searah dengan gurat suratan takdir Tuhan. Aku tak ingin membangkang dan bersikeras marah dengan skenario yang telah di tuliskan-Nya. Masalalu telah mengajariku apa arti dari menyia-nyiakan waktu. Aku tertipu oleh nafsu.
Kini, aku berjalan dengan harapan. Berpacu dalam janji-Nya akan ampunan dan keselamatan. Aku tak lagi tertidur dalam hampa dan kesedihan yang menyita kesempatan. Kini kujadikan syukur sebagai tongkat penyerta dalam istighfar yang selalu bergema dalam dada.
2021, empat angka yang tak pernah ingin jadi sia-sia. Tahun di mana sebagian bintang telah menjadi kerangka di dalam tanah. Melebur dalam fana, sedang kita masih saja mabuk oleh pesona dunia. Silau, hingga dosa siap bergeming dalam iring-iringan kenikmatan.
Tuhan, sertai aku ditahun ini, dimana aku memohon ampunan diri. Berikan aku peta menuju bahagia yang hakiki. Jauhkan aku dari onak dan duri yang terbiasa menampakkan diri sebagai hati. Tunjukkan purnama itu ketika gelap menyelimuti malam sunyi. Aku tak ingin lagi memilih jurang fana yang kerap mencipta luka. Aku ingin bernaung dalam kebenaran dan pulang kepada-Mu tanpa penyesalan.
Tuhan, beri aku kesempatan!
No comments:
Post a Comment