Sebagai makhluk biologis, manusia yang sudah memasuki masa puber pasti sudah merasakan bagaimana naik turunnya libido yang terjadi dalam tubuhnya. Libido atau sering disebut dengan gairah seksual seringkali dialami oleh wanita menjelang menstruasi, saat menstruasi atau setelah menstruasi. Hasrat yang menggebu ketika libido naik kerapkali membuat seseorang melakukan fantasi seks (bagi yang single) atau langsung berhubungan seks bagi yang sudah memiliki pasangan.
Sebagai salah satu negara yang memegang teguh norma-norma ketimuran, membicarakan seks di Indonesia masih terbilang tabu, padahal seks merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari manusia. Terlebih lagi, dengan kemudahan teknologi saat ini, semua orang bisa dengan mudah mengakses situs-situs yang berbau pornografi yang sebetulnya kurang baik bagi otak jika dilakukan secara intens, padahal jika didunia nyata, mereka masih canggung membicarakan keingintahuan mereka tentang seks.
Menjelang bulan Ramadhan, sebagai umat muslim kita diwajibkan untuk menahan hawa nafsu, di samping menahan lapar dan haus.
Menurut Dr Ahmad Farid dalam bukunya yang berjudul Zuhud dan Kelembutan hati, hawa nafsu bisa memutus hati seseorang untuk sampai kepada Rabbnya. Nafsu hanya bisa mengajak kepada kesombongan dan mendahulukan kepentingan dunia, sedangkan Rabb mengajak hamba-Nya untuk takut kepada-Nya dan melarang jiwa dari mengikuti hawa nafsu.
Allah SWT telah mensifati jiwa manusia dalam Al-Quran dengan berbagai sifat, diantaranya:
1. An-Nafsul Muthma’innah (jiwa yang tenang)
Adalah seorang mukmin yang jiwanya merasa terang terhadap apa yang dijanjikan Allah. Pemilik jiwa tersebut merasa tenang ketika mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT sesuai dengan yang Allah beritakan mengenai dirinya (melalui Al-Quran), atau melalui Rasul-Nya. Ia juga merasa tenang ketika mempercayai hal-hal yang akan terjadi setelah kematian, seperti adanya alam barzakh dan apa yang terjadi setelahnya yang akan terjadi pada hari kiamat, sehingga membuatnya seakan-akan menyaksikannya secara langsung dengan matanya. Ia juga merasa tentram dan tenang ketika menerima takdir Allah SWT, ia mau menerima dengan ridha dan tidak benci terhadap takdir tersebut. Ia tidak mengeluh dan tidak terganggu keimanannya. Ia tidak berputus asa terhadap musibah yang menimpanya dan tidak sombong atas apa yang telah ia dapatkan, karena pada hakikatnya musibah sudah ditentukan jauh sebelum ia datang kepadanya dan sebelum ia diciptakan.
2. An-Nafsul Lawwammah (Jiwa yang suka mencela)
Adalah jiwa yang tidak berdiam diri pada satu keadaan, ia sering terombang-ambing dan berubah, ia terkadang ingat kemudian lalai, kadang menerima dan kadang menolak, satu waktu ia cinta dan dalam waktu lain ia benci, ia terkadang senang dan kemudian sedih, terkadang ia ridha dan terkadang marah, dan terkadang ia patuh dan taat tapi terkadang juga maksiat.
3. An-Nafsul Amaratu bis Su’i (jiwa yang selalu memerintahkan kepada kejelekan)
Adalah nafsu yang tercela, jiwa yang selalu mendorong manusia untuk berbuat buruk, dan memang seperti itulah tabiat jiwa. Tidak ada seorang pun yang bisa terhindar dari buruknya jiwa seperti ini kecuali orang yang mendapat petunjuk dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT ketika menceritakan tentang istri Al Aziz:
“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS.Yusuf [12]:53)
Setelah mengetahui uraian tentang pembagian jiwa di atas yang di dalam penjelasannya banyak sekali yang berkaitan dengan hawa nafsu, maka tidak bisa dipungkiri bahwa hawa nafsu merupakan salah satu hal yang harus kita lawan sebagai jihad, terutama pada bulan suci ramadhan ini, dimana yang harus kita tahan bukan hanya sekedar lapar dan haus.
Libido dan keinginan seksual pada saat puasa juga merupakan hawa nafsu yang harus kita tanggulangi agar puasa kita bisa berjalan dengan lancar dan ibadahnya diterima oleh-Nya. Lalu bagaimana cara mengatasi keinginan seksual itu agar puasa yang susah payah kita lakukan tidak batal begitu saja?
Sebelum kita bahas tentang solusi untuk pertanyaan di atas, maka saya akan menegaskan terlebih dahulu bahwa mengendalikan nafsu seks di sini bukan hanya dengan tidak menyalurkan keinginan itu dengan tidak berhubungan seks atau masturbasi, tapi juga dengan tidak membayangkan seks, melihat dan mendengar sesuatu yang berbau seks, dll.
Jika kita sudah paham tentang apa saja yang harus kita kendalikan, maka saya akan memberikan beberapa solusi saat libido kita naik namun kita sedang berpuasa, diantaranya:
1. Istighfar
Ambilah air wudlu dan beristighfar. Saran ini memang sudah tidak asing lagi bagi kita, namun langkah pertama ini patut dicoba karena banyak yang berhasil, selain itu istighfar mampu menghapus dosa-dosa kita dan memudahkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
2. Mendengarkan Audio Al Quran dan terjemahannya
Selain bisa menenangkan hati, mendengarkan ayat-ayat Al Quran disertai dengan artinya akan sangat membantu kita untuk bisa muhasabah diri dan menjalani hidup sesuai dengan apa yang Dia perintahkan selama ini. Dijamin, kita malu untuk membayangkan seks disaat telinga mendengar ayat-ayat suci Al Quran.
3. Mengisi TTS Online
Memang langkah ketiga ini tidak berbau agama, namun patut dicoba, karena disaat kita mengisi TTS, otak dipaksa untuk berpikir, sehingga kita lupa untuk memikirkan hasrat kita tentang seks.
4. Mengaji dan Mengkaji Diri
Jika pada langkah kedua, kita hanya mendengarkan audio Al Quran, maka kali ini kita yang mebacakannya langsung atau mengaji, seraya membaca artinya, kemudian instrospeksi diri, maka kita akan lupa denga keinginan seks yang segera ingin dilampiaskan itu.
5. Bersedekah
Bersedekah bisa kemana saja dan dalam bentuk apapun. Dengan bersedekah, otomatis kita juga bisa silaturahmi, misal ke Panti asuhan, maka kita bisa berinteraksi dengan orang lain, membahas suatu topik dan kita bisa lupa akan libido kita yang sedang naik.
6. Menulis atau berkarya sesuai passion kita
Mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan passion, akan memudahkan otak untuk fokus pada hal lain, sehingga keinginan seks sudah dipastikan sedikit berkurang. Tapi, harus dicatat bahwa apa yang kita tulis, dll tidak berkaitan dengan sesuatu yang bisa memancing keinginan seks muncul lagi, misal menulis hal-hal yang berbau erotis, mendengar lagu-lagu cinta atau lagu apapun yang bisa mengingatkan kita tentang seseorang atau suatu peristiwa, dll.
Itulah beberapa solusi yang bisa kita coba saat libido naik tatkala kita tengah berpuasa. Semoga tips-tips ini bisa bermanfaat bagi teman-teman muslim yang besok akan mulai melakukan ibadah puasa. Selamat mencoba dan selamat menunaikan ibadah puasa.
No comments:
Post a Comment