Monday, May 6, 2019

Terapi Al Quran (Bagian 2)


    Seperti janji saya kemarin, hari ini saya akan melanjutkan pembahasan Terapi Al Quran tentang “Tipuan dan Penyakit Taun” pada halam 9-10 (Al Quran Terjemahan Qordoba Al Aqso).

TIPUAN SETAN DAN PENYAKIT TA’UN  (QS Al Baqarah, 2: 58)

Tazkiyatun Nafs
    Diantara tipu daya setan ialah apa yang dilakukan terhadap Bani Israil, berupa perkataan yang batil, pendapat-pendapat yang rendah, dan khayalan-khayalan yang bertentangan. Padahal mereka bersama Nabi mereka, ketika Allah Swt berfirman kepada mereka, “...Masuklah ke negeri ini...” Menurut Qatadah, Ibnu Zaid, As-Suddy, Ibnu Jarir, dan lain-lain, bahwa negeri yang dimaksud adalah Baitul Maqdis. Lanjutan firman-Nya, “...makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. Dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk...” Menurut As-Suddy dan Ibnu Abbas, bahwa pintu yang dimaksud adalah satu pintu gerbang Baitul Maqdis. Kata Ibnu Abbas, makna sujud (sujjadan) pada ayat ini adalah membungkuk. Karena makna dasar kata sujud adalah membungkuk kepada orang yang dianggap terhormat. Maka setiap orang yang membungkuk kepada sesuatu sebagai penghormatan disebut sujud.

    Selanjutnya, dikatakan kepada mereka, “...Katakanlah, ‘Bebaskanlah kami...” Menurut Al Hasan, Qatadah, dan Ata, maksudnya adalah bebaskanlah kami dari dosa-dosa kami. Namun menurut Ikrimah dan lain-lain, maksudnya adalah “Katakanlah, La ilaha illallah.” Seakan-akan yang berpendapat demikian memandang bahwa kalimat yang dapat membebaskan dosa-dosa itu adalah kalimat tauhid. Sementara menurut Ibnu Abbas, maksud ayat itu adalah mereka diperintah untuk beristighfar. Dengan demikian, mengacu kepada kedua penjelasan di atas, mereka diperintahkan masuk itu menunjukkan makna diperintah bertauhid dan beristighfar. Hal itu menjadi jaminan diampuninya dosa-dosa mereka. Kemudian setan memperdayai mereka, sehingga mereka mengganti perkataan tersebut dengan perkataan lain yang tidak diperintahkan.

    Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Ra., ia berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Dikatakan kepada Bani Israil, (...Masuklah kalian ke dalam pintu gerbang sambil bersujud dan katakanlah, ‘bebaskanlah kami dari dosa’...)” (QS  Al-Baqarah, 2: 58). Namun mereka menukarnya dan masuk sambil merayap di atas pantat mereka sambil berkata, “hintah, hintah (buah gandum).” Mereka telah mengganti perkataan dan perbuatan yang diperintahkan kepada mereka secara bersamaan.

    Lalu Allah Swt menurunkan malapetaka dari langit kepada mereka. Kata Ibnu Zaid, malapetaka itu berupa wabah Ta’un (kolera). (Ibnu’l Qayyim Al-Jauziyyah, Igasatu’Ilahfani fi Masayidi Asy-Syaitani, Juz 2, t.t: 1063).

Medical Hadis
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Ta’un (kolera) adalah semacam azab (siksaan) yang diturunkan Allah kepada Bani Israil atau kepada umat yang sebelum kamu. Apabila kamu mendengar penyakit Ta’un berjangkit disuatu negeri, janganlah kamu datang ke negeri itu. Dan apabila penyakit itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu keluar dari negeri itu untuk melarikan diri darinya.” (HR Muslim) (Abu Anas Majid, Sahihu At-Tibbi An-Nabawi fi Daw’i’l Kitabi wa As-Sunnati wa Aqwali As-Salafi, t.t.:66).

Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari penjelasan di atas, diantaranya adalah tentang bersyukur. Bani Israil adalah bangsa yang banyak diberikan kenikmatan oleh Allah, diantaranya dengan turunnya makanan langsung dari langit, diantaranya Manna dan Salwa, namun mereka masih mengeluh dan meminta agar Nabi Musa meminta kepada Tuhan untuk menurunkan makanan lain, seperti makanan yang ada pada masyarakat pada umumnya. Inilah salah satu contoh tidak bersyukurnya Bani Israil, hingga Nabi Musa memerintahkan mereka masuk kepada suatu negeri, namun mereka terbujuk rayuan setan dan mengubah apa yang diperintahkan Allah, hingga kemudian turunlah azab kolera itu.

Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”
(QS. Al-Baqarah: 57)

“Manna adalah istilah makanan yang diperoleh dengan cara yang mudah (tidak bersusah payah) seperti jahe, biji-bijian, roti (gandum) dan lain-lain. Adapun Salwa adalah burung kecil yang memiliki daging lembut dan enak. Maka diturunkan kepada mereka manna dan Salwa yang mencukupkan bagi mereka” (Tafsir As-Sa’di hal. 52)

“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja, oleh sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Rabbmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya.” Musa berkata, “Maukah kamu mengambil yang lebih rendah sebagai ganti dari yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta!” Lalu ditimpahkanlah kepada mereka kenistaan dan kehinaan, serta mereka mendapat murka dari Allâh. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa sebab yang benar. Yang demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.”
(QS. Al-Baqarah: 61)

No comments:

Post a Comment