Apa yang terbayang dalam pikiran kita ketika mendengar kata “perempuan”? Pasti yang terbayang adalah sesosok manusia dengan rambut panjang atau mengenakan jilbab yang seringkali mengutamakan perasaannya dibandingkan dengan logika? Atau barangkali yang terlihat adalah sosok lemah lembut dan bijaksana yang seringkali kita sebut dengan panggilan ibu?
Apapun yang kita bayangkan, kali ini saya akan membahas sosok perempuan dalam konteks yang berbeda, karena yang akan saya bahas sekarang adalah tentang perempuan “maskulin”.
Sebelum membahas lebih jauh tentang perempuan maskulin. Kita harus tahu terlebih dahulu apa itu maskulin dan apa bedanya dengan feminim.
Maskulin biasanya identik dengan pria jantan, baik secara fisik, kepribadian, maupun pekerjaan. Salah satu contoh pria maskulin menurut kebanyakan orang adalah pria berotot dan terlihat kuat atau pria yang mengendarai motor besar dan bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan berat di lapangan, sedangkan feminim identik dengan perempuan yang lemah lembut, lemah gemulai, suka berdandan, memasak atau hal-hal lainnya yang biasa dilakukan oleh kaum hawa.
Lalu, jika mendengar tentang perempuan maskulin, mungkin yang akan terbayang dibenak kita adalah sosok perempuan macho yang mengerjakan pekerjaan laki-laki atau berpenampilan seperti laki-laki?
Tapi tidak selamanya perempuan maskulin hanya bisa dideskripsikan dari penampilan luarnya saja, karena sebenarnya hati dan kepribadiannya lebih mencerminkan jati diri seseorang.
Perempuan maskulin, bukanlah perempuan berambut cepak yang mengendarai motor sport atau perempuan dengan suara seperti laki-laki yang merokok atau minum-minuman beralkohol. Perempuan maskulin menurut saya adalah perempuan yang menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Perempuan tangguh yang bisa memikul beban dirinya sendiri dan beban orang lain. Perempuan yang bisa peka dengan perasaan orang lain, sehingga dia berusaha untuk membahagiakan orang-orang disekelilingnya. Perempuan maskulin adalah perempuan yang selalu mengutamakan kebahagiaan orang lain sebelum kebahagiaannya sendiri.
Pernahkah kita menemukan perempuan seperti itu?
Saya selalu kagum dengan perempuan yang bisa kuat dalam kondisi apapun. Kuat dalam artian bukan hanya kuat fisik, tapi juga kuat mental. Seperti seorang ibu yang bisa menjadi sosok ayah secara berasamaan. Perempuan yang tidak mudah menyerah dengan lika-liku kehidupan yang terkadang membuat sebagian orang putus asa.
Saya salut dengan perempuan seperti itu, kuat, tangguh, tapi juga bisa menyayangi dengan penuh perasaan. Maskulin, namun tidak menghilangkan sifat feminimnya sebagai seorang perempuan, karena bagaimanapun perempuan adalah makhluk istimewa dengan kelembutannya yang bisa menyayangi dengan penuh perasaan. Jadi, alangkah luar biasanya jika perempuan mampu mempertahankan sifat-sifat alami keperempuanannya itu, semaskulin apapun dia bersikap dan bertindak seperti laki-laki, tapi dia bisa bersikap lembut layaknya seorang perempuan.
Jadi, harus kita ingat bahwa perempuan maskulin bukanlah perempuan berambut cepak, merokok, memakai motor besar, bahkan binder bra (untuk meratakan dada agar payudaranya tidak terlihat), bahkan minum-minuman beralkohol, sex bebas dan dia merasa bangga dengan dirinya yang seperti itu. Setuju?
No comments:
Post a Comment